Mustahil rasanya gunung tertinggi di Indonesia termasuk mudah untuk
didaki. Dengan ketinggian 4.884 mdpl, puncak Cartenz adalah satu-satunya
tempat di Indonesia yang diselimuti salju abadi. Udara dingin tentunya
menjadi kendala utama. Di lerengnya saja, suhu bisa mencapai 10 derajat
Celcius. Makin dekat dengan puncak, suhu bisa sampai 0 derajat Celcius!
Tak heran hipotermia dan AMS (Acute Mountain Sickness alias sakit
ketinggian) menjadi kendala utama dalam pendakian. Oksigen yang tipis
membuat semua pendaki mudah lelah, serta mudah mengalami halusinasi dan
pusing kepala. Tapi jika mencapai puncak Cartenz, berarti Anda berhasil
menaklukkan satu dari Seven Summits. Ya, puncak Cartenz adalah salah
satu dari tujuh titik tertinggi di dunia!
2. Gunung Latimojong, Sulawesi Selatan
Sebagai gunung tertinggi di Provinsi Sulawesi Selatan, Latimojong adalah
gunung dengan kemegahan yang tak terelakkan. Gunung ini punya tujuh
puncak, yang tertinggi bernama Rante Mario di ketinggian 3.680 mdpl.
Medan yang dilewati cukup berat. Treknya curam, dan melewati hutan hujan
nan lebat yang membuat kabut semakin pekat. Semakin mendaki, semakin
udara dingin menusuk kulit.
Terkadang Anda harus melewati derasnya sungai hanya dengan berjalan di
atas kayu tipis di atasnya. Di beberapa titik, para pendaki juga harus
meniti pinggiran jurang dan berpegangan erat pada akar-akar pohon.
Jangan lupa pakai sarung tangan jika tak ingin terluka! Mencapai
puncaknya butuh perjuangan ekstra keras. Setelah melewati beberapa bukit
dan hutan lebat, Anda masih dihadapkan dengan tebing yang punya
kemiringan ekstrim. Beberapa di antaranya mencapai 70 derajat! Oleh
karena itu dibutuhkan beberapa peralatan separti tali-temali untuk bisa
memanjatnya.
3. Gunung Leuser, Nanggroe Aceh Darussalam
Empat jalur yang ada di Gunung Leuser dibuka langsung oleh tim Wanadri.
Satu di antara mereka meninggal ketika menyeberangi sungai yang luar
biasa deras. Sepertinya hal ini cukup membuat banyak orang merasa Gunung
Leuser punya kesulitan tingkat tinggi untuk didaki.
Sebagai bagian Taman Nasional Gunung Leuser, puncak tertinggi gunung ini
ada di ketinggian 3.404 mdpl. Untuk menuju puncaknya, dibutuhkan waktu
9-10 hari tergantung cuaca dan kondisi fisik pendaki. Dikali dua jika
dihitung perjalanan pulang. Pun sebelum mencapai puncak, Anda harus
melewati tujuh gunung lagi! Di hari ke-8 Anda akan tiba di Bipak Kaleng.
Dinamakan begitu karena terdapat banyak kaleng bekas, sisa makanan yang
didrop oleh helikopter bagi pendaki yang kehabisan perbekalan. Tapi
tenang saja, dari sini, perjalanan 'hanya' 7-8 jam lagi menuju puncak.
Mengutip situs Belantara Indonesia, mayoritas vegetasi di Gunung Leuser
adalah hutan hujan dengan tingkat kerapatan dan kelembaban yang tinggi.
Harimau dan badak Sumatera masih banyak ditemukan di sini. Karena medan
yang membahayakan, para pendaki harus mengurus perizinan dari beberapa
pihak termasuk Kapolres Aceh Tenggara, juga surat keterangan pendakian
dan surat keterangan dokter.
4. Gunung Raung, Jawa Timur
Gunung Raung menduduki tiga wilayah yakni Jember, Bondowoso, dan
Banyuwangi. Puncaknya berada di ketinggian 3.332 mdpl, dilengkapi
kaldera berbentuk lonjong dengan kedalaman sekitar 500 meter. Di awal
pendakian, jalanan berkelok dengan kontur naik-turun hingga ketinggian
sekitar 1.600 mdpl. Setelah itu, pendakian mulai sulit. Trek semakin
terjal, dan jalur semakin sulit terlihat. Semak-semak pun tumbuh sangat
lebat.
Puncak Raung disebut 'Puncak Sejati'. Untuk mencapainya, para pendaki
harus melakukan panjat tebing dengan tali-temali. Treknya sangat sulit,
dengan jurang di sebelah kiri dan kanannya. Terlepas dari itu, Gunung
Raung juga terkenal angker. Hal ini bisa dilihat dari nama-nama posnya,
yaitu Pondok Sumur, Pondok Demit, Pondok Mayit dan Pondok Angin.
5. Gunung Kerinci, Jambi
Kerinci adalah gunung tertinggi di Sumatera, 3.805 mdpl. Gunung ini
masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Trek
awalnya cukup mudah, melewati ladang dan perkebunan punya penduduk
setempat. Semakin mendaki, trek akan semakin terjal hingga akhirnya
sangat curam.
Yang juga menjadi kesulitan, yaitu larangan bagi pendaki untuk bermalam
di ketinggian kurang dari 1.500 mdpl. Hal ini karena banyaknya binatang
buas yang masih berkeliaran, seperti harimau Sumatera. Binatang-binatang
ini akan menghindari udara dingin di malam hari, dan beristirahat di
bawah ketinggian tersebut. Dengan trek yang terjal itu, hal ini tentunya
menyulitkan para pendaki yang keletihan.
http://dikdik-nurhadi.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar